Selain menjadi alternatif kompetisi yang bersih, hadirnya Liga Primer Indonesia (LPI) boleh jadi bakal memperkaya alternatif solusi seretnya keuangan klub sepak bola nasional. Hal ini terkait dengan skema pembagian keuntungan yang digagas konsorsium LPI.
"Kami telah merumuskan sebuah sistem yang sebisa mungkin menguntungkan klub-klub peserta sehingga bisa melepas ketergantungan dari penggunaan dana APBD," ungkap salah seorang inisiator LPI, Yon Moeis
"Kami merencanakan bakal membagi pendapatan global (hak siar dan sponsor nasional) kepada klub-klub peserta LPI. 50% dari pendapatan ini bakal dibagi rata di antara 18 klub peserta. 30% dibagi di akhir musim sesuai dengan peringkat tim dan 20% akan dimanfaatkan untuk biaya operasional kompetisi."
"Selain itu, kami bakal membantu tim-tim di daerah untuk mencari sponsor lokal. Namun, sponsor lokal ini bukanlah sesuatu yang wajib di musim pertama ini," imbuhnya
Sementara itu, terkait pendapatan tim (baik dari tiket maupun sponsor lokal), LPI juga memiliki skema pembagian tersendiri. "75% bakal menjadi milik klub bersangkutan. Sementara 25% sisanya bakal dibagi sama rata ke klub peserta lain," papar Yon.
Lebih lanjut mantan jurnalis olahraga ini menyatakan bahwa dana dari sponsor dan penjualan hak siar LPI lebih dari cukup untuk menghidupi klub-klub pesertanya. Namun, Yon menolak menyebut jumlah dana yang bakal dialokasikan pada tiap klub. "Menanti waktu yang tepat," demikian alasan pria yang juga merupakan CEO Batavia FC ini.
Rabu, 17 November 2010
New
LPI Tawarkan Solusi Masalah Keuangan Klub
About йј.сүвєя
NJ Mania Online
Yon Moeis
Label:
Liga Primer Indonesia,
Tim Batavia FC,
Yon Moeis