Indonesia 5, Malaysia 1. Skor akhir pertandingan itu sepertinya terlalu fantastis bagi Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl. Apalagi Tim Garuda sempat kecolongan satu gol dari Negeri Jiran tersebut. Namun Indonesia mampu membalikkan keadaan dan benar-benar mewujudkan kata yang selama ini hanya menjadi jargon, "ganyang".
"Bagi kami skor 3-1 sudah dirasakan cukup. Tapi pemain kami mengeluarkan tenaga yang lebih besar dibanding Malaysia, itulah yang membuat kami bisa menang besar di pertandingan ini," kata Riedl, menganalisa kunci sukses kemenangan Indonesia, Selasa (2/12/2010).
Determinasi dan kengototan memang kuncinya. Seolah tak mau kalah dalam perebutan bola, anak-anak merah putih seperti terus mengejar saat bola berada dipenguasaan lawan.
Tak mudah awalnya. Keragu-raguan skuad Merah Putih tampak jelas di awal laga. Itu yang kemudian dikonversikan pemain Malaysia menjadi sebuah gol lewat sentuhan Norshahrul Idlan Talaha di menit ke-22, setelah mengecoh Hamka Hamzah.
Terlecut dari gol tersebut membuat anak-anak Indonesia sadar, Malaysia tak boleh dibiarkan berlama-lama menguasai bola.
Pressure ketat pun dilakukan, semua umpan harus cepat dicegat. Determinasi ini yang kemudian disebut Riedl sebagai sebagai kunci kemenangan.
"Saya senang dengan kemenangan besar ini. Determinasi kami sudah bagus. Dan itu jadi kunci kemenangan. Hingga menit ke-25 kami main bagus, tapi malah kebobolan. Tapi kami mampu menunjukkan mental hebat hingga mampu membalas dua gol di babak pertama," sebut Riedl.
Meski begitu, awalnya Merah Putih kesulitan menembus pertahanan Malaysia, terlebih saat mereka telah unggul satu gol.
Pola alur bola yang monoton, langsung meneruskan bola ke Gonzales dan Bachim ke depan, diubah. Sisi sayap lebih dimaksimalkan. Cara itu terhitung sukses, dua gol balasan di babak pertama tercatat dimulai dari aksi wing bek Indonesia, M Nasuha dan M Ridwan yang melakukan penetrasi di sisi kanan-kiri pertahanan Malaysia.
Babak kedua, Riedl seolah tahu pola itu yang harus lebih digencarkan. Peran Okto, meski belum seberingas Boaz, pun dimaksimalkan. Tak hanya itu, kekuatan dua striker naturalisasi yang belum banyak terbaca pemain lawan dieksploitasi.
Kondisi itu ditunjang oleh kesalahan yang terus dilakukan Malaysia. Pelatih Malaysia, Krishnasamy Rajagopal mengaku, timnya melakukan banyak unforce error. Kesalahan demi kesalahan, katanya, terus terjadi sehingga timnya harus mengibarkan bendera putih atas lima gol Indonesia yang tercipta.
“Pertahanan kami tidak fokus. Di sisi lain, Indonesia bermain tenang dalam menciptakan serang. Namun, itu bukan gambaran sesungguhnya tim Malaysia. Kami akan bermain lebih baik dalam laga selanjutnya,” ungkap Rajagopal.
Hasilnya? Mengagumkan! Malaysia terhuyung dengan tiga gol tambahan yang dicetak anak-anak Indonesia. Pun, terlepas dari luar biasanya penampilan Indonesia, masih banyak catatan yang mesti dijadikan perbaikan. Sektor pertahanan masih terhitung lemah karena masih bisa ditembus pemain Malaysia.
Meski menang dengan skor telak, Riedl memohon kepada skuad tim Merah Putih agar tidak terlalu puas dengan hasil ini. Target menjuarai AFF Cup masih sangat jauh dan harus melewati rintangan berat.
"Bagi kami skor 3-1 sudah dirasakan cukup. Tapi pemain kami mengeluarkan tenaga yang lebih besar dibanding Malaysia, itulah yang membuat kami bisa menang besar di pertandingan ini," kata Riedl, menganalisa kunci sukses kemenangan Indonesia, Selasa (2/12/2010).
Determinasi dan kengototan memang kuncinya. Seolah tak mau kalah dalam perebutan bola, anak-anak merah putih seperti terus mengejar saat bola berada dipenguasaan lawan.
Tak mudah awalnya. Keragu-raguan skuad Merah Putih tampak jelas di awal laga. Itu yang kemudian dikonversikan pemain Malaysia menjadi sebuah gol lewat sentuhan Norshahrul Idlan Talaha di menit ke-22, setelah mengecoh Hamka Hamzah.
Terlecut dari gol tersebut membuat anak-anak Indonesia sadar, Malaysia tak boleh dibiarkan berlama-lama menguasai bola.
Pressure ketat pun dilakukan, semua umpan harus cepat dicegat. Determinasi ini yang kemudian disebut Riedl sebagai sebagai kunci kemenangan.
"Saya senang dengan kemenangan besar ini. Determinasi kami sudah bagus. Dan itu jadi kunci kemenangan. Hingga menit ke-25 kami main bagus, tapi malah kebobolan. Tapi kami mampu menunjukkan mental hebat hingga mampu membalas dua gol di babak pertama," sebut Riedl.
Meski begitu, awalnya Merah Putih kesulitan menembus pertahanan Malaysia, terlebih saat mereka telah unggul satu gol.
Pola alur bola yang monoton, langsung meneruskan bola ke Gonzales dan Bachim ke depan, diubah. Sisi sayap lebih dimaksimalkan. Cara itu terhitung sukses, dua gol balasan di babak pertama tercatat dimulai dari aksi wing bek Indonesia, M Nasuha dan M Ridwan yang melakukan penetrasi di sisi kanan-kiri pertahanan Malaysia.
Babak kedua, Riedl seolah tahu pola itu yang harus lebih digencarkan. Peran Okto, meski belum seberingas Boaz, pun dimaksimalkan. Tak hanya itu, kekuatan dua striker naturalisasi yang belum banyak terbaca pemain lawan dieksploitasi.
Kondisi itu ditunjang oleh kesalahan yang terus dilakukan Malaysia. Pelatih Malaysia, Krishnasamy Rajagopal mengaku, timnya melakukan banyak unforce error. Kesalahan demi kesalahan, katanya, terus terjadi sehingga timnya harus mengibarkan bendera putih atas lima gol Indonesia yang tercipta.
“Pertahanan kami tidak fokus. Di sisi lain, Indonesia bermain tenang dalam menciptakan serang. Namun, itu bukan gambaran sesungguhnya tim Malaysia. Kami akan bermain lebih baik dalam laga selanjutnya,” ungkap Rajagopal.
Hasilnya? Mengagumkan! Malaysia terhuyung dengan tiga gol tambahan yang dicetak anak-anak Indonesia. Pun, terlepas dari luar biasanya penampilan Indonesia, masih banyak catatan yang mesti dijadikan perbaikan. Sektor pertahanan masih terhitung lemah karena masih bisa ditembus pemain Malaysia.
Meski menang dengan skor telak, Riedl memohon kepada skuad tim Merah Putih agar tidak terlalu puas dengan hasil ini. Target menjuarai AFF Cup masih sangat jauh dan harus melewati rintangan berat.