Wanderley Temukan Keluarga di Batavia Union - NJ Mania Online

Breaking

Sabtu, 26 Maret 2011

Wanderley Temukan Keluarga di Batavia Union


Delapan tahun berkiprah di sepakbola Indonesia bukanlah waktu yang pendek. Toh, Wanderley Junior mengaku belum ada niat kembali ke negara asalnya, Brasil. Asisten Pelatih Batavia Union ini masih ingin tinggal dan bekerja lebih lama di Indonesia. Sampai kapan?
“Selama Tuhan masih memberkati, saya akan tetap di sini,” kata Wanderley mantap, kala ditemui di Apartemen Mediterania, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (23/3). Siang itu ia ditemani pelatih Batavia Union, Roberto Bianchi. 
Wanderley, yang dilahirkan di Sao Paulo, Brasil, sudah kenyang asam garam sepakbola Indonesia. Sebagai pemain, pada 2003-2005 dia memperkuat Persid Jember. Lepas dari sana, pria kelahiran 28 Maret 1965 ini  berlabuh ke Persibo, Bojonegoro.  “Saya agak terlambat datang ke sini, waktu itu saya sudah umur 38 tahun,” aku pria yang mahir berbahasa Spanyol ini. Karena itu, setelah setahun membela Persibo, pada 2007 dia alih profesi menjadi pelatih.
Tim pertama yang Wanderley tangani adalah Persela U-22. Hasilnya lumayan. Tim yang ia besut bersama Agus Yuwono itu menjuarai turnamen Piala Gubernur Jatim 2007. Setelah itu, Wanderley dipercaya memoles tim PSMS Medan U-21, yang berlaga di pentas Liga Super Indonesia (LSI) U-21 2008. Dan akhirnya, sejak November 2010, dia mendampingi Beto – panggilan Roberto Bianchi – menangani Batavia Union. 
“Sebelum menerima tawaran itu, saya lebih dulu bicara-bicara dengan Beto lewat telepon. Karena kita punya pikiran sama, akhirnya tawaran Liga Primer Indonesia (LPI) itu saya terima,” tutur bapak dua anak ini.
Wanderley pun mengungkapkan cerita lucu saat menjemput Beto di Bandara Soekarno-Hatta, Banten. Sebelumnya, dia memang sudah kenal dengan pelatih asal Spanyol itu, tapi sebatas lewat pembicaraan telepon. Sementara tampang Beto, sama sekali dia belum tahu.
Sebaliknya, Beto juga belum pernah bertemu Wanderley. “Waktu di bandara saya bingung cari Beto, yang mana orangnya. Ternyata dia sudah lewat. Akhirnya saya telepon dia, saya kasih tahu saya orang hitam dan pakai kaos garis-garis,” cerita Wanderley.
Bersama Batavia Union, Wanderley serasa berada di tengah-tengah keluarga sendiri. “Kita di sini seperti keluarga besar. Hubungan pelatih, pemain, dan ofisial sangat dekat. Itu karena kita punya tujuan sama, yaitu membentuk tim yang profesional,” katanya. Lebih jauh, Wanderley juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang menerimanya dengan baik selama berkarier sebagai pemain maupun pelatih.
 “Terima kasih telah membuka pintu untuk saya. Saya senang tinggal di sini, keluarga saya juga begitu,” papar Wanderley, yang Desember 2010 ditinggal istri dan anaknya pulang kampung ke Brasil.  “Tapi, mereka nanti akan balik lagi ke sini,” pungkas pemilik nomor punggung 55 saat membela Persid ini.