Keputusan Batavia FC tampil di kompetisi tandingan bertajuk ‘Liga Primer Indonesia’ atau LPI tampaknya berbuntut panjang. Hal itu terkait dengan kepemilikan beberapa aset Persitara yang saat ini dikuasai. Yakni berupa dua unit mobil dan mes pemain yang terletak di Jalan Melur, Jakarta Utara.
Pasalnya, Persitara bentukan Pengcab PSSI Jakarta Utara yang nantinya akan tampil di pentas Divisi Utama Liga Indonesia 2010/11, ingin menggunakan fasilitas yang merupakan aset dari tim berjuluk ‘Laskar Si Pitung’ tersebut. Sayang karena hingga saat ini, Batavia FC yang dideklarasikan sebagai tim profesional belum menyerahkan aset yang memang menjadi hak Persitara.
“Batavia FC wajib menyerahkan semua aset yang merupakan hak Persitara. Itu adalah konsekuensi pilihan mereka tampil di LPI,” koar Sahrianta Tarigan, Pembina Persitara, ditemui di Stadion Sunter, Jakarta, Senin (8/11). “Lagi pula, Batavia FC akan tampil di kompetisi ilegal, sehingga jelas tidak berhak menggunakan aset Persitara. Sebab, semua itu adalah milik Pemda Jakarta Utara.”
Politisi yang sebelumnya menjabat Sekertaris Umum Persitara ini bahkan mengaku sudah melayangkan surat resmi kepada pengelola Stadion Tugu, yang selama ini menjadi kandang Persitara, agar jadwal latihan Batavia FC diberikan kepada Persitara yang merupakan tim resmi yang akan mewakili panji-panji kebesaran Jakarta Utara di pentas sepakbola nasional.
Menurutnya, sebagai tim resmi, mestinya Persitara yang harus mengendalikan semua aset yang dimiliki. Termasuk dengan jadwal latihan di stadion. Karena itu, pria bertubuh tambun ini meminta agar Batavia FC tahu diri dengan tidak lagi menguasai aset yang merupakan milik Persitara. Bahkan untuk menggunakan stadion pun, imbuhnya, Batavia FC wajib meminta izin dari Persitara.
“Mestinya Batavia FC malu dong tetap menguasai aset yang bukan miliknya. Apalagi, mereka sudah mengklaim sebagai tim yang dikelola secara profesional dengan suntikan dana melimpah dari LPI,” pungkas Sahrianta.
Dihubungi terpisah, CEO Batavia FC, Yon Moeis, memastikan dalam waktu dekat pihaknya akan menyerahkan dua unit mobil yang merupakan pembagian dari PT Liga Indonesia musim lalu. Hanya saja, mengenai mes pemain yang saat ini ditempati, pria yang merupakan wartawan senior ini, mengatakan akan lebih dahulu berkoordinasi dengan pembina Batavia FC, Effendi Anas, yang merupakan mantan Ketua Umum Persitara.
“Untuk mobil sudah pasti akan kami serahkan ke Persitara. Sedangkan untuk mes, saya akan berkoordinasi dulu dengan Pak Effendi Anas. Karena itu, saya belum bisa memastikan seperti apa keputusannya,” tandas Yon.