Derby Berakhir Imbang 1-1 - NJ Mania Online

Breaking

Selasa, 10 Mei 2011

Derby Berakhir Imbang 1-1



 
Mana lebih hebat antara Batavia Union (BU) dan Jakarta FC (JFC)? Untuk sementara belum bisa dipastikan. Pasalnya, laga dua tim sekota yang digelar di Stadion Cibinong, Bogor, Selasa (10/5) sore, itu berakhir imbang 1-1.

BU unggul lebih dulu lewat gol cepat Tantan pada menit ke-4. Sementara JFC baru bisa menyamakan kedudukan menit 45 melalui Ferdi Mose.

Pertandingan yang dipimpin wasit Mukhlis Ali Fatoni, asal Kendal, itu berjalan imbang dan tidak terlalu keras. Toh begitu, Mukhlis tetap mengeluarkan lima kartu kuning, masing-masing untuk Tantan, Na Byung Yul, Sunny Alifudin, Juan Manuel Cortes (BU), serta Emanuel de Porras (JFC).

BU yang mengandalkan Tantan dan Cortes di lini depan langsung menggebrak benteng JFC yang dikomandani Hamdi Ramdani. Laga baru berjalan empat menit, Tantan membuka keunggulan BU setelah tendanganya gagal diantisipasi kiper JFC, Rahmad Nofri.

Usai itu, kedua tim silih berganti melakukan serangan. Namun, ketatnya pertahanan kedua tim mengakibatkan sedikit sekali peluang yang tercipta. De Porras yang jadi andalan JFC selalu dikunci dua pemain lawan, hal sama terjadi pada Juan Manuel Cortes.

Pada menit ke-31, ketajaman JFC menurun drastis menyusul cedera yang dialami Hendra Bayauw. Charles Horik yang diplot menggantikan Bayauw memang tidak selincah penyerang mungil itu. Celakanya, JFC juga tidak diperkuat tiga pemain mereka yang terkena hepatisis, yaitu Rusdi Malawat, Cornelius Geddy, dan Salim Ohorella. Kondisi itulah yang membuat tim asuhan Bambang Nurdiansyah baru bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-45 lewat Ferdi Mose.

Memasuki babak kedua, situasi pertandingan tidak berubah. Buruknya kondisi lapangan setelah diguyur hujan membuat permainan kedua tim tidak berkembang. Alhasil, hingga menit ke-60, baik BU maupun JFC, sama-sama tak mampu menciptakan peluang emas.

Tiga menit kemudian Leandro punya kesempatan membawa BU unggul. Tapi sayang, tendangan pemain asal Argentina itu masih membentur tiang atas gawang. Babak kedua inilah wasit mengobral empat kartu kuning untuk pemain BU, yang akhirnya mengundang protes pelatih mereka. "Saya tidak bisa menilai wasit. Tapi, yang jelas gol Jakarta tadi berbauoffside. Bukan golnya, tapi proses awalnya," kata pelatih BU, Roberto “Beto” Bianchi, usai pertandingan.

Beto yang didampingi asistennya, Wanderley Junior, juga mempertanyakan empat kartu kuning yang diberikan wasit kepada pemainnya. Kata dia, pelanggaran yang dilakukan Tantan dan kawan-kawan sebenarnya biasa saja. "Tapi, mereka kena kartu kuning. Giliran pemain mereka yang melakukan pelanggaran serupa, wasit tidak mengeluarkan kartu," keluh pria asal Brasil pemegang paspor Spanyol itu.

Beto mengakui permainan BU memang tidak secantik biasanya. Itu terjadi karena para pemainnya fokus untuk mematikan pergerakan Hernan Ortiz dan De Porras. "Ortiz dan De Porras tadi kan cuma bisa melakukan tendangan dari jarak jauh. Kalau saya nilai, kedua tim hari ini tidak main cantik, tapi lebih mengedepankan taktik," tuturnya.

Keluhan terhadap buruknya kepemimpinan wasit juga datang dari kubu manajer JFC, Ardhi Tjahjoko. Kolonel penerbang ini mengatakan, para pemain JFC sempat terpancing emosinya akibat wasit sering ragu-ragu mengambil keputusan. "Saya kira tidak jelek, tapi kemampuannya memang seperti itu. Ini yang bikin anak-anak sering emosi," kata Ardhi.

Ardhi mengakui, absennya empat pemain JFC membuat suplai bola ke lini depan agak seret. Itu yang membuat De Porras dan Charles jarang mengancam gawang lawan. "Lapangan yang basah juga berpengaruh. Anak-anak jadi sulit mengontrol bola," sambung Ardhi, yang disetujui Beto dan Wanderley Junior.

Dengan tambahan satu poin, BU kian kokoh di posisi tiga klasemen sementara Liga primer Indonesia (LPI) dengan poin 27. Sementara JFC menggeser posisi Aceh United di peringkat sembilan. Kedua tim sama-sama memiliki 23 poin, tapi JFC unggul selisih gol.