Laga tandang melawan PSIM Yogyakarta, Sabtu (11/2) , bisa jadi laga terakhir buat Persitara Jakarta Utara di ajang kompetisi Divisi Utama musim 2011/2012 PT Liga Indonesia (LI). Pasalnya, tim berjuluk Laskar Si Pitung tersebut sudah kehabisan dana untuk melanjutkan kompetisi.
"Bahkan, kami tidak yakin dapat menggelar pertandingan home di Stadion Tugu, Jakarta Utara," ungkap CEO Persitara, Rizal Hafid .
Lebih lanjut, Rizal Hafid mengungkapkan jika dana hasil patungan pengurus dan manajemen di kas sudah ludes buat membiayai Persitara saat melakoni laga tandang. Terhitung, sudah empat laga tandang sudah dijalani tim besutan Syamsul Bachri .
"Sebagian besar dana kami terkuras untuk melakoni laga tandang. Praktis, hanya melawan Persita Tangerang saja, kami tidak banyak mengeluarkan dana. Selebihnya, kami sudah mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk melakoni laga tandang," ungkap pria yang juga Ketua Umum Pengcab PSSI Jakarta Utara tersebut.
Sementara itu, manajer Persitara Sopyan Wartabone juga tidak dapat berbuat banyak dengan kondisi keuangan timnya.
Kendati tidak menyebut angka, tapi pria asal Gorontalo tersebut mengaku sudah ratusan juta rupiah uang yang dirogoh dari kantong pribadinya.
"Saya tidak pernah hitung-hitungan kalau buat Persitara. Itu selama ada rezeki lebih," ujar Sopyan.
Lebih lanjut kata Sopyan, sangat berat jika hanya beberapa orang yang menghidupi Persitara. Idealnya, semua pihak bertanggung jawab dengan tim kebanggaan warga Jakarta Utara tersebut.
"Di Jakarta Utara ini banyak perusahaan besar. Tapi kami heran mengapa apresiasi mereka terhadap Persitara sangat minim, " tuturnya.
Walikota Jakarta Utara semestinya juga ikut bertanggungjawab dengan nasib Persitara. Sebab, mayoritas warga Jakarta Utara gemar dengan sepak bola. Dengan bukti, puluhan ribu orang berbondong- bondong ke Stadion Tugu untuk mendukung tim kebanggaan mereka.
"Nilai positif dari sepak bola semestinya juga menjadi perhatian pimpinan daerah. Misalnya, dengan sepak bola masyarakat gemar berolahraga khususnya bermain bola. Nah, itu yang kami maksud nilai positif adanya klub sepak bola," kata Sopyan.