Ketua Umum Persitara, Daeng Rizal, kembali menambah daftar pelamar untuk posisi ketua umum dan wakil ketua umum PSSI yang dibuka oleh Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) sejak 10 Februari lalu .
Daeng mengatakan, niatnya mendaftar di KPSI disebabkan dia prihatin atas kepengurusan Djohar Arifin Husin yang senang melanggar aturan (Statuta PSSI).
"Saya prihatin dengan sepak bola kita, apa lagi timnas yang tidak punya harapan. Pertandingan mereka seperti pertandingan tarkam (antar kampung). Tim tarkam saja mampu melawan mereka," kata Daeng usai menyerahkan kembali formulir pendaftaran di kantor KPSI, Senayan, Jakarta, Rabu (15/2) sore.
Daeng mengaku, sebelumnya dia adalah pendukung PSSI kepengurusan Djohar Arifin, namun sejak PSSI banyak melakukan tindakan di luar statuta dia pun akhirnya mendukung KPSI yang dianggapnya benar dalam menjalankan statuta.
"Kalau mereka (PSSI) tetap begitu (melanggar statuta) kita akan terus melawan. Tapi selama dia (PSSI) masih menjalankan statuta kami akan mendukung, terutama saya," jelasnya.
"PSSI legal tapi tidak benar menjalankan statuta. KPSI benar tapi dibilang ilegal," Daeng menambahkan.
Kongres Luar biasa (KLB) adalah jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah kisruh sepak bola nasional. Jika nanti dirinya terpilih, hal pertama yang akan dia lakukan adalah melakukan koordinasi dengan semua pihak sehingga sifat saling menjatuhkan bisa dibuang selama kepengurusanya.
"Siapapun yang menang nantinya yang penting mau menjalankan statuta. Saya akan jalankan statuta supaya tidak dijatuhkan dan saya akan rekrut semua pihak yang beritikai," paparnya.
"Kita akan ambil teman-teman yang mempunyai kemampuan dikepengurusan supaya nanti tidak terjadi miss communication," demikian Daeng menjelaskan
Daeng mengatakan, niatnya mendaftar di KPSI disebabkan dia prihatin atas kepengurusan Djohar Arifin Husin yang senang melanggar aturan (Statuta PSSI).
"Saya prihatin dengan sepak bola kita, apa lagi timnas yang tidak punya harapan. Pertandingan mereka seperti pertandingan tarkam (antar kampung). Tim tarkam saja mampu melawan mereka," kata Daeng usai menyerahkan kembali formulir pendaftaran di kantor KPSI, Senayan, Jakarta, Rabu (15/2) sore.
Daeng mengaku, sebelumnya dia adalah pendukung PSSI kepengurusan Djohar Arifin, namun sejak PSSI banyak melakukan tindakan di luar statuta dia pun akhirnya mendukung KPSI yang dianggapnya benar dalam menjalankan statuta.
"Kalau mereka (PSSI) tetap begitu (melanggar statuta) kita akan terus melawan. Tapi selama dia (PSSI) masih menjalankan statuta kami akan mendukung, terutama saya," jelasnya.
"PSSI legal tapi tidak benar menjalankan statuta. KPSI benar tapi dibilang ilegal," Daeng menambahkan.
Kongres Luar biasa (KLB) adalah jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah kisruh sepak bola nasional. Jika nanti dirinya terpilih, hal pertama yang akan dia lakukan adalah melakukan koordinasi dengan semua pihak sehingga sifat saling menjatuhkan bisa dibuang selama kepengurusanya.
"Siapapun yang menang nantinya yang penting mau menjalankan statuta. Saya akan jalankan statuta supaya tidak dijatuhkan dan saya akan rekrut semua pihak yang beritikai," paparnya.
"Kita akan ambil teman-teman yang mempunyai kemampuan dikepengurusan supaya nanti tidak terjadi miss communication," demikian Daeng menjelaskan